Jumat, 06 Juli 2007

Kembalinya Saudara Kita
Persaudaraan dan PersatuanDear All, mudah-mudahan bukan cerita basi…Judulnya sentimentil dan sok MKDU Kewiraan banget ya. Hehehe… gak banget-banget sih. Cuma rasa haru yang aku dapatkan aja. Tanggal 23-26 Maret 2006 aku ditugaskan untuk ikut training ESQ(emotional Spiritual Quotient) leadership training di Jakarta. Materinya bagus, the best training I’ve ever joint.Tapi bukan itu yang mau aku ungkapkan, tentang ESQ pada bahasan lain aja yaaa…Pada hari pertama, seperti biasa, sambutan dari para pejabat, cendekiawan dan beberapa orang tokoh yang juga pernah mengikuti training serupa utnuk ikut sharing pengalaman.Lalu diperkenalkan apa pentingnya Spiritual Commitment dalam kehidupan, baik di dunia professional, maupun di keluarga. Karena yang selama ini diperhatikan hanyalah intellectual commitment, emotional commitment.. dst, dll, dsb, dds (dds apaan tuh???, yaa.. Dang Dut Soneta hahahahaaa..).Tapi pada hari kedua, ada kejutan yang sangat istimewa, aku juga kaget. Tiba-tiba pengajar meminta salah satu peserta training, saya lupa namanya, Bupati Aceh Utara dan kawannya untuk maju ke depan. Dan tebak, siapa yang dia gandeng untuk ikut maju ke depan??? SOFYAN DAWUD, ya.. mantan panglima GAM yang cukup lama menjadi momok bagi rakyat aceh dan juga TNI.Aku perhatikan sosoknya. Ya Tuhan, untuk ukuran seorang panglima, dia muda, kurus, dingin, dan guratan-guratan kelelahan psikologis masih tampak diwajahnya.Pak Bupati dan Sofyan dawud saling memberikan sambutan, dan menyatakan betapa senangnya terjadi perdamaian di Nangroe Aceh Darussalam. Setelah itu mereka berdua, dan juga sang pengajar, Ary Ginandjar bergantian saling berpelukan… erat sekali. Seakan pelukan seorang yang rindu saudaranya.Setelah mereka turun panggung, puluhan orang peserta maju kedepan dan memeluk Sofyan Dawud satu persatu. Kelihatan ia cukup terkejut dengan sambutan yang sangat ramah dari kawan-kawan peserta training. bahkan beberapa minta untuk berpose bersama.Pada hari terakhir. Di saksikan beberapa tokoh, mantan pejabat militer dan pemerintahan, Sofyan Dawud sekali lagi diminta menyampaikan testimonialnya tentang training yang dia ikuti. Hari itu hadir juga para mantan pejabat yang pernah bertugas di aceh, seperti Subagyo HS, Brigjen Sutopo, dll (aku gak ngikutin berita militer. Jadi gak hapal).. pokoknya orang-orang yang dulu pernah bertugas di Aceh. Para Alumni Training yang juga pernah menjadi “musuh bebuyutan”-nya itu memberi bunga dan memeluk Dawud yang juga mantan panglima, meski beda fasilitas. Di situ Dawud dinobatkan sebagai Adun (abang artinya), karena dia menolak dipanggil tengku atau bapak. Dia merasa kurang pantas katanya. Suasana sangat haru sekali. Subhanallah, setelah sekian tahun saling bertempur, akhirnya para panglima itu bertemu dan berpelukan, masing-masing menyadari kesalahan langkah yang diambil. Wallahu A’lam, mungkin ketika masih berperang, mereka juga telah mendambakan saat-saat mesra seperti ini, karena perang itu amatlah melelahkan. Aku yakin itu, meski belum pernah mengalaminya.Tanpa terasa, banyak di antara kita yang meneteskan airmata, yaa… sembilan ratus orang peserta training, dan seratus lebih panitia dan alumni berdiri dan bertepuk tangan , mereka (termasuk aku) menjadi saksi datangnya kembali saudara kita yang pernah hilang.Jadi, sebetulnya, sebuah kesia-siaanlah puluhan tahun kita menggempur saudara kita.Sebuah kesia-siaanlah kita menghabiskan waktu dan uang untuk saling mencurigai saudara kita sendiriBayangkan, itulah harga untuk suatu ketidaktahuan.namun, mudah-mudahan orang yang gugur merupakan syuhada di mata Allah. amin.Selamat datang saudaraku,Aku bisa merasakan kelelahanmu Puluhan tahun kau berjuang, bersembunyi di hutan, dan diliputi perasaan was-wasPuluhan tahun kau mencari-cari suatu nilai hidup.Dan kami pun ikut merasa lelahKini kita telah menyadari, bahwa yang kita cari adalah suatu hal yang samaTelah aku saksikan luluh lantak tanah kelahiranmuYang telah digoyang oleh ujung jari Sang Maha Perkasa.Dan Maha Pemurahlah Dia di atas sana,Setelah Dia jentikkan ujung jariNya di tanah leluhurmuDia selimuti negeri ini dengan kehangatan sayap-Nya.Dia bimbing aku, kami, engkau, dan kita semuaMenemukan kelembutan hati yang terdalamSelamat datang saudarakuJangan lagi terlena oleh visi yang semuKita sudah cukup jauh tertinggalMari kita berakselerasiBerkaryalah di tanah kelahiranmu.Didiklah putra daerahmuAgar berguna untuk umat semesta.Insya Allah, kami membantumu

Tidak ada komentar: